Inspirasi Hidup dari Gampong Pahlawan Nasional Cut Nyak Meutia


Jumat, 17 Januari 2025 - 17.26 WIB



Zulmalik, S.Kom, adalah tokoh muda inspiratif yang lahir di Gampong Meunasah Mesjid Pirak, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara. Gampong ini tidak hanya dikenal sebagai tempat kelahiran Zulmalik, tetapi juga sebagai tempat bersejarah domisili Pahlawan Wanita Nasional, Cut Nyak Meutia. Kisah hidup Zulmalik membuktikan bahwa dengan keteguhan hati, kerja keras, dan keikhlasan, seseorang mampu bangkit dari keterbatasan untuk menjadi inspirasi bagi banyak orang.


Awal Kehidupan: Terbentuk oleh Pengasuhan Penuh Kasih


Lahir pada 27 Juli 1987 dari pasangan Muhammad Yusuf Bin Abdul Rahman dan Raihani Binti Abdul Wahab, Zulmalik kehilangan pengasuhan langsung orang tuanya sejak usia dua tahun. Ia diasuh oleh kakak ibunya, Hamidiah dan Abdullah Ibrahim, di Blang Tuphat Timur, Kota Lhokseumawe. Kehidupan masa kecil yang penuh tantangan ini membentuk kepribadiannya yang tangguh dan mandiri.


Zulmalik menempuh pendidikan dasar di MIN Blang Mane pada 1992 sebelum pindah ke SDN Pucok Alue Dua, Aceh Timur, dan menyelesaikan sekolah dasar pada 1998. Perjalanan pendidikan menengahnya penuh dinamika, berpindah-pindah antara SMP dan SMA di berbagai lokasi, namun semangat belajarnya tak pernah surut. Ia berhasil menamatkan Sekolahnya di SMA Negeri 1 Matang Kuli pada 2005.


Menggapai Mimpi di Tengah Keterbatasan


Setelah tamat SMA, Zulmalik menghadapi realitas ekonomi yang membuatnya harus menunda impian kuliah. Namun, ia tidak menyerah. Dengan tekad kuat, ia merantau untuk mencari penghasilan demi pendidikan. Usahanya membuahkan hasil ketika ia berhasil melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Teknik Poliprofesi (STTP) Medan, Kelas Cabang Panton Labu, dan meraih gelar sarjana pada 2012.


"Hidup tidak pernah mudah, tetapi dengan kerja keras dan doa, segalanya mungkin," ungkap Zulmalik. Kamis, 17 Januari 2025.


Karier Jurnalistik: Dedikasi untuk Informasi yang Benar


Pada 2010, Zulmalik memulai karier jurnalistiknya di ICWNews. Dengan tekad dan dedikasi, ia terus mengembangkan diri hingga dipercaya menjabat sebagai Kepala Biro di Aceh Utara. Kini, Zulmalik bekerja sebagai jurnalis Media Seputar Aceh untuk wilayah Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam.


Baginya, jurnalistik bukan sekadar profesi, tetapi juga pengabdian untuk menyampaikan informasi yang benar, membangun kesadaran masyarakat, dan menjadi bagian dari solusi sosial.


Kehidupan Pribadi dan Perjuangan di Dunia Politik


Pada November 2014, Zulmalik menikah dengan Mawaddah, dan kini dikaruniai tiga anak: Muhammad Arifna Akbar, Muhammad Rafisky, dan Fathulliza Ummami. Di tengah kesibukannya sebagai jurnalis, ia sempat mencoba peruntungan di dunia politik. Zulmalik mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRK Aceh Utara pada 2014 dan 2018. Meskipun belum berhasil, ia tetap menjadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran hidup.


"Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah awal untuk perjuangan yang lebih baik," ujarnya penuh semangat.


Prinsip Hidup: Mandiri dan Berjiwa Sosial


Zulmalik memilih hidup mandiri dengan menolak menjadi pegawai negeri. Ia lebih menyukai kebebasan bekerja di sektor swasta, menjalankan usaha kecil, dan melakukan aktivitas sosial. Hobinya jalan-jalan dan mencoba peluang usaha mencerminkan semangat inovasi dan kreativitasnya.


Sebagai pribadi yang peduli pada masyarakat, Zulmalik terus berupaya memberikan kontribusi positif di berbagai bidang. Semangatnya menjadi inspirasi bagi generasi muda di Aceh dan sekitarnya.


Pelajaran Hidup dari Zulmalik


Kisah hidup Zulmalik adalah bukti nyata bahwa keberhasilan tidak ditentukan oleh asal-usul atau kekayaan, melainkan oleh keteguhan hati, doa, dan usaha tanpa henti. Sebagai putra dari gampong bersejarah yang menjadi saksi perjuangan Pahlawan Nasional Cut Nyak Meutia, Zulmalik telah menjadikan kehidupannya sebagai inspirasi bagi banyak orang.


"Jangan takut gagal. Dalam setiap kegagalan, ada pelajaran yang membuat kita lebih kuat," tutup Zulmalik dengan optimisme.***

Bagikan:
KOMENTAR