Meulaboh - Wang Yunzhou (40 tahun), seorang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya, Provinsi Aceh, dipulangkan ke negara asalnya di Tiongkok setelah sebelumnya viral di media sosial karena mengenakan seragam ala militer.
“Pemulangan TKA ini difasilitasi langsung oleh pihak perusahaan,” kata Kepala Kantor Imigrasi Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi Kelas II Meulaboh, Aceh Barat, Azhar, Rabu.
Ia menjelaskan, pemulangan Wang Yunzhou tersebut dilakukan pihak perusahaan karena tindakannya memakai seragam ala tentara, telah membuat kegaduhan di masyarakat.
Proses pemulangan TKA tersebut, kata Azhar, dilakukan melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, setelah Wang Yunzhou diberangkatkan menggunakan kendaraan dari jalur darat dari Nagan Raya.
Kemudian pria tersebut diberangkatkan menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6897 menuju ke Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Provinsi Banten.
Azhar juga menjelaskan, TKA bernama Wang Yunzhou merupakan teknisi atau tenaga ahli di perusahaan induk PT Tianjin di China, dan datang ke Indonesia untuk melakukan pemeriksaan atau penilaian hasil di lokasi proyek pembangunan PLTU 3-4 Nagan Raya, Provinsi Aceh.
“Jadi, pria tersebut baru beberapa hari berada di Aceh, dan kini sedang proses pemulangan ke negara asalnya di China,” kata Azhar.
Ia juga menambahkan, motif TKA tersebut mengenakan seragam ala militer karena hanya iseng.
Dalam keterangannya kepada petugas, Wang Yunzhou memakai seragam ala militer tersebut karena melihat anggota pengamanan di lokasi proyek PLTU 3-4 Nagan Raya dari TNI berpakaian militer/loreng.
Sehingga kemudian ia mengenakan pakaian tersebut untuk diperlihatkan kepada temannya, lalu kemudian perbuatannya tersebut direkam oleh seorang temannya menggunakan kamera telepon selular, dan kemudian viral di media sosial.
“Jadi, pelaku ini hanya iseng mengenakan pakaian ala militer. Menuru pengakuan pelaku, seragam ala militer tersebut banyak dipakai oleh pekerja kasar di China dan bebas diperjualbelikan di China,” kata Azhar menuturkan.
Sumber : Antara.